Instrumen derivatif merupakan istilah yang dikenal dalam dunia keuangan. Istilah ini mengacu pada ragam instrumen keuangan. Dalam dunia keuangan, derivatif merupakan sebuah kontrak bilateral atau perjanjian penukaran pembayaran yang nilainya diturunkan atau berasal dari produk yang menjadi acuan pokok atau biasa disebut juga “produk turunan” (underlying product).
Derivatif biasanya digunakan oleh manajemen investasi/ manajemen portofolio, perusahaan, lembaga keuangan, dan investor perorangan untuk mengelola posisi mereka terhadap risiko dari pergerakan harga saham dan komoditas, suku bunga, nilai tukar valuta asing tanpa mempengaruhi posisi fisik produk yang menjadi acuannya.
Kemudian, apa sajakah contoh instrument derivatif? Simak selengkapnya di bawah ini.
Contoh Instrumen Derivatif
Terdapat beberapa contoh instrument derivatif, diantaranya:
1. Kontrak Opsi: Merupakan salah satu contoh instrumen derivatif yang banyak digunakan untuk melakukan lindung risiko atau nilai (hedging). Ada 2 jenis kontrak opsi, yaitu opsi jual dan opsi beli. Opsi jual (put option) artinya memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual aset tertentu. Sedangkan opsi beli (call option) adalah memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli aset tertentu. Pemegang opsi memiliki hak, akan tetapi tidak dibebani kewajiban untuk melaksanakan transaksi dengan harga yang ditetapkan dalam opsi.
2. Kontrak Serah: Yaitu perjanjian antara 2 pihak untuk menyerahkan atau membeli komoditas atau valuta asing dengan jumlah, harga, dan tanggal penyerahan yang telah ditetapkan. Kontrak serah dapat benar-benar terselesaikan dengan penyerahan komoditas atau valuta asing secara fisik atau dengan penyerahan neto (dikenal juga dengan sebutan net settlement yang berarti penyelesaian kontrak serah yang dilakukan dengan pembayaran kas sedemikian rupa sehingga kedua belah pihak berada dalam kondisi ekonomi yang sama dengan jika pengiriman secara fisik).
3. Kontrak Berjangka: Yaitu perjanjian yang tidak berbeda jauh dengan serah, yang mana kedua belah pihak sepakat untuk menyerahkan atau membeli komoditas atau valuta asing dengan harga, jumlah dan tanggal penyerahan yang telah ditentukan. Perbedaannya adalah terletak pada kontrak berjangkanya yang secara teratur diperdagangkan di bursa berjangka, tempat dilaksanakannya transaksi jual beli kontrak berjangka.
4. Swap: Adalah kontrak untuk bertukar arus kas secara terus-menerus dalam jangka waktu tertentu. Contoh transaksi swap yang sering dilakukan adalah interest rate swap. Instrumen derivatif ini dihubungkan dengan harga atau tarif apapun yang cenderung berfluktuasi, selain suku bunga. Penggunaan umumnya adalah untuk melindungi perusahan dari paparan fluktuasi suku bunga. Swap biasanya dinegosiasikan secara langsung pada kedua belah pihak yang terlibat dalam kontrak.
Implementasi Pajak Instrumen Derivatif
Setelah mengetahui pengertian dan contoh-contoh instrument derivatif, ini saatnya kita akan membahas pengimplementasian pajak dari instrument derivatif. Dasar hukum yang mengatur tentang derivatif adalah Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Transaksi Derivatif Berupa Kontrak Berjangka yang Diperdagangkan di Bursa.
Dalam peraturan tersebut, dikatakan.
“Penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi derivatif berupa kontrak berjangka yang diperdagangkan di bursa dikenai Pajak Penghasilan yang bersifat final”.
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa aspek pajak yang dikenakan untuk transaksi derivatif adalah PPh Final. Tarif yang dikenakan berdasarkan PPh yang dimaksud adalah sebesar 2,5 persen dari margin awal.
Referensi:
https://www.online-pajak.com/seputar-efiling/instrumen-derivatif
0 Response to "Pengertian Instrumen Derivatif dan Contohnya"
Posting Komentar